Rabu, 21 Agustus 2013

cara pesawat menge Rem.,

Bagaimana Pesawat Mengurangi Kecepatannya saat Landing?



Pernahkah anda membayangkan tentang bagaimana pesawat mengurangkan kecepatannya pada kecepatan sekitar 200 knot atau sekitar 300-400 km/jam? Nah, di postingan ini anda akan mengetahui bagaimana pesawat melambat pada kecepatan tinggi dan hanya tersedia jarak 3.000 - 4.000 meter. Pilot pesawat terbang tidak sama dengan supir bus, taksi, tukang ojek, atau bajaj yang hanya menekan pedal rem dan menarik rem tangan. Ternyata, pesawat mempunyai beberapa tahapan untuk melambat.

1. Spoiler
Pertama, pilot akan menggunakan spoiler yang terdapat pada bagian atas sayap pesawat. Spoiler berguna sebagai airbrake (gaya hambat udara) untuk mengurangi daya dorong dan daya angkat pesawat, walaupun hanya terjadi sebagian perubahan pada kecepatan pesawat. Bagaimana jika pilot hanya menggunakan spoiler sebagai rem pesawat? Pastinya pesawat akan melaju sampai berkilo-kilometer dari batas akhir runway (landas pacu).

Spoiler pada Airbus A320-232



2. Flap
Sebelumnya saya akan menjelaskan dahulu, apa itu flap? Flap atau biasa disebut sirip sayap adalah permukaan yang dapat dinaik turunkan yang terdapat di tepi belakang sayap pesawat. Pada saat pilot menurunkan flap maka kecepatan pesawat akan turun drastis(stall). Ukuran flap pada pesawat komersil biasanya lebih besar daripada spoiler dan gunanya juga sebagai gaya hambat udara (airbrake).

Berbagai jenis flap :
1. Plain Flap : Jenis ini biasa digunakan pada pesawat kecil/capung dan merupakan penggunaa jenis flap yang sederhana dan biasanya digunakan untuk pengereman saat pendaratan. Pada Plain Flap seluruh bagian flap diturunkan maksimal untuk dapat memperlambat dengan cepat.

2. Split Flap : Pada Split Flap hanya bagian bawah flap yang diturunkan, sedangkan bagian atas tetap normal. Metode flap jenis ini ditemukan oleh Orville Wright dan James M. H Jacob pada tahun 1920. Flap seperti ini biasanya ditemukan pada pesawat Douglas DC-3 & C-47.

3. Fowler Flap : Jenis flap ini banyak ditemukan pada pesawat komersil/penumpang. Fowler Flap hampir sama dengan Plain Flap tetapi Fowler Flap memberi sedikit celah sebagai lewat udara (airflow). Jenis flap ini ditemukan pertama kali oleh Harlan D. Fowler pada tahun 1924.

Sebenarnya masih banyak lagi jenis flap, karena terlalu banyak saya tidak menjelaskan satu persatu. Kalau mau baca selengkapnya kunjungi http://en.wikipedia.org/wiki/Flap_(aircraft)

Flap pada pesawat Airbus A380

Berbagai jenis flap


3. Landing Gear
Tahukah kamu apa landing gear itu? Landing gear atau dalam bahasa Indonesia roda pesawat adalah bagian pesawat yang digunakan saat take off ataupun landing. Pada saat pesawat meninggalkan tanah/runway, pilot akan memasukkan landing gear ke dalam ruang landing gear. Apa gunanya? Gunanya adalah untuk mengurangi gaya hambat udara saat pesawat berada di langit pada kecepatan tinggi dan juga untuk mengurangi kerusakan pada landing gear saat melawan terpaan angin yang sangat kencang. Pada saat pesawat mau mendarat, barulah landing gear diturunkan yang gunanya untuk mengurangi sedikit kecepatan pesawat dan alas untuk mendarat pada saat touch down (menyentuh tanah). Selain untuk alas mendarat, landing gear juga dimanfaatkan sebagai gaya gesek terhadap landas pacu (drag). Sudah jelas, bukan? Dengan adanya landing gear akan ada gaya hambat udara sekaligus gaya gesek terhadap landas pacu.


Landing gear belakang pada Boeing 777
Landing gear bagian depan (nosewheel)


4. Reverse Thrust
Bagian pengereman ini menggunakan mesin jet pesawat. Bagaimana cara kerjanya? Mesin jet pesawat (thrust) memiliki daya dorong ke belakang untuk meningkatkan kecepatan pesawat, tetapi pada bagian ini mesin jet pesawat akan mengubah daya dorong sehingga angin dari mesin jet akan terdorong ke depan pesawat. Sudah pasti, jika angin yang super besar ini atau disebut juga jet blast, didorong ke depan akan mengurangi laju pesawat.


Reverse Thrust saat pendaratan
Bagian terbuka pada thrust saat udara dibalikkan
  
5. Autobrake
Ini merupakan bagian pengereman terakhir yang terdapat pada landing gear. Proses pengereman ini menggunakan rem hidrolik atau hampir sama dengan pengereman pada mobil biasa. Autobrake hanya digunakan saat kecepatan pesawat sudah lambat, jika autobrake digunakan saat touch down sudah pasti kanvas akan terbakar dan bisa-bisa pesawat tergelincir. Autobrake biasa digunakan saat landingataupun take off.


Penggunaan autobrake pada Airbus A330



Tidak terbayang bukan? Bagaimana sulitnya pengereman pesawat jika dibandingkan dengan kendaraan lain. Sungguh tidak terbayang jika pilot pesawat digantikan dengan supir bajaj yang sudah berpengalaman sekalipun. Sudah pasti pesawat akan nylonong melawati batas runway.


Ada sedikit tambahan nih!
Untuk pendaratan pesawat besar, pesawat militer, dan pesawat ulang alik menggunakan bagian berikut :


Parasut
Selain digunakan untuk terjun payung, ternyata parasut juga digunakan pada pengereman pesawat. Mengapa pengereman menggunakan parasut jarang digunakan pada pesawat komersial? Penjelasannya begini : pada saat parasut dikeluarkan dan terbentang sempurna parasut akan membuat efek kejut yang sangat besar. Karena kecepatan pesawat yang tinggi menurun drastis. Sehingga parasut hanya digunakan pada pesawat militer, pesawat ulang alik, dan pesawat besar yang tidak dapat melambatkan kecepatannya pada jarak tertentu.

Parasut pada pesawat bomber, B-52H Stratofortress

Eurofighter EF-2000 Typhoon menggunakan parasut

Pesawat ulang alik "Discovery" menggunakan parasut



Kabel Pengait
Kabel pengait ini khusus digunakan pada pendaratan di kapal pengangkut pesawat (aircraft carrieryang memiliki landas pacu yang pendek. Cara pengereman ini cukup sederhana, pertama pesawat akan mengeluarkan sebatang logam pengait sebelum landing diaircraft carrier, kemudian logam pengait itu akan menyangkut pada kabel pengait yang terbentang di dek penerbangan.

F/A-18 Hornet menggunakan kabel pengait


Jaring Penahan
Alat pengereman ini juga digunakan pada aircraft carrier, tetapi pada saat pendaratan darurat. Apa saja? Pendaratan darurat itu seperti pesawat mengalami kerusakan dan tidak dapat mengurang kecepatannya. Sebelum pesawat mendekat dek penerbangan, petugas dek penerbangan akan membentangkan jaring penahan yang terbuat dari tambang yang sangat kuat. Kemudian pesawat akan menabrak jaring penahan itu tanpa menabrak pesawat lain atau nyebur ke laut.

Mengintip Kecanggihan Pesawat CN295 Pesaan TNI AU

CN295 dilengkapi sistem Fully Integrated Tactical System (FITS) yang berfungsi mengintegrasikan, mengendalikan, dan menampilkan sensor, meningkatkan kewaspadaan dan memfasilitasi pengambilan keputusan.



Didukung FITS, CN295 mampu menunaikan berbagai misi antara lain mengangkut pasukan, kargo, evakuasi, komunikasi dan logistik, pencarian dan pertolongan (SAR), pengintaian dan pengendalian, sampai dropping udara, dengan waktu perubahan konfigurasi sangat cepat, sehingga mengurangi risiko terpapar musuh.

CN295 secara opsional juga dilengkapi sistem perlindungan diri antara lain cockpit berpanser, peringatan radar (RWR), peringatan rudal (MAWS), peringatan laser (LWS), dan pelontar bola api untuk mengecoh rudal, juga kemampuan mengisi bahan bakar di udara.


Pesawat ini dengan panjang body 24,45m, bentang sayap 25,81m, berat kosong 11.000kg, kecepatan jelajah 480km/jam ini juga tersedia dalam versi anti kapal selam dan sistem intelijen, pengintaian dan mata-mata yakni Airborne Early Warning and Control (AEW&C) dengan radar IAI/ELTA 4th Generation Active Electronically Scanned Array (AESA).

"Kemampuan serupa AWACS tersebut bisa mendeteksi musuh dalam radius 400km. Tambahan lainnya adalah persenjataan untuk mendukung pasukan darat, konvoi, fasilitas, dll," ujar Airbus Military Press Officer, Media Relations Communications Javier Lopez kepada detikcom, Rabu (19/9/2012).

Dalam peran militernya, CN295 bisa digunakan untuk pengangkutan taktis pasukan dan catu logistik yang diperlukan seperti air, makanan, amunisi, obat-obatan, dan suku cadang.

Juga penerjunan pasukan para, aktivitas antiterorisme, serta pengawasan perbatasan berkat sistem pengintaian di dalamnya.

 

Disebutkan bahwa pesawat ini juga ideal untuk misi-misi non militer antara lain pertolongan kemanusiaan dan evakuasi pada bencana alam, pengintaian dan pemantauan imigrasi ilegal, penyelundupan narkoba, pencurian ikan di wilayah laut Indonesia, pengawasan pencemaran laut, sampai penebangan liar (illegal logging)



Kemampuan Pesawat CN295 Pesanan TNI AU 

CN295 adalah pesawat angkut taktis militer generasi baru sangat serbaguna, kuat dan andal, mampu mengangkut muatan sampai 9 ton atau 71 personel, dengan kecepatan jelajah maksimum 480 km per jam.

Hal itu disampaikan Atase Pertahanan RI di Madrid Kolonel CAJ Erry Herman kepada detikcom seusai mendampingi Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, delegasi High Level Committee dan Dubes pada upacara serah terima 2 dari 9 pesawat CN295 di Airbus Military, San Pablo, Sevilla, Spanyol (19/9/2012).



Kemampuan CN295 TNI AU
 

Menurut Athan, sebanyak 9 pesawat CN295 ini dimaksudkan untuk menggantikan Fokker F-27 TNI AU yang memang sudah tua.

Sementara itu Press Officer, Media Relations Communications Airbus Military Javier Lopez dalam keterangannya menjelaskan, CN295 merupakan pesawat dengan jejakan ringan untuk memungkinkan operasi-operasi di landasan pendek kurang dari 670 meter dan landasan perintis lunak atau keras.

Kemampuan short take-off & landing/STOL (tinggal landas dan mendarat di landasan pendek, red) ini memungkinkan CN295 dioperasikan dalam medan paling sulit dengan kondisi terburuk untuk take off dan landing.

Dilengkapi dengan landing gear yang dapat dilipat dan kabin bertekanan, pesawat ini mampu menjelajah dengan ketinggian hingga 25.000 kaki.

Pesawat ini juga dirancang untuk memberikan karakter terbang tingkat rendah yang luarbiasa untuk misi-misi taktis sampai 110 knot.

Didukung dua mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PW127G, CN295 memberi kemampuan manuver yang sangat baik, kinerja panas dan kinerja tinggi yang luarbiasa, juga irit konsumsi bahan bakar, sehingga daya tahannya sangat lama sampai sebelas jam di udara.

Desain sistemnya yang simpel dan tangguh, keandalannya yang teruji, kualitas terbangnya yang sangat baik dan fleksibilitasnya yang besar, serta kemampuan angkutnya yang luar biasa membuat CN295 "pekerja keras" paling efisien dengan biaya operasi dan pemeliharaan terbaik di kelasnya.

Selain itu CN295 juga memiliki kabin terpanjang di kelasnya, yang memungkinkan pesawat ini menunaikan misi harian menjadi optimal. Dengan panjang 12,7 meter, CN295 mampu membawa palet kargo lebih banyak sampai lima 88 x 108 inch standar HCU-6E.

CN295 memiliki keandalan luar biasa untuk setiap jenis operasi angkut militer atau pertolongan sipil dan kemanusiaan dalam medan paling bervariasi, mulai dari medan padang pasir sampai ke pegunungan, dari kawasan panas dan kering sampai lembab atau sangat dingin.

Sertifikasi sipil dan militer menjamin CN295 memenuhi tuntutan peraturan kelaikan penerbangan dan standar keselamatan internasional, termasuk persyaratan ketat FAR 25.

N2130 INDONESIA.,

Pesawat N 2130 Kita, Lebih Canggih dari Sukhoi SJ 100
Sebelum Rusia membuat pesawat Sukhoi Super Jet 100  yang dilengkapi sistem navigasi canggih fly-by-wire,Indonesia sudah membuat pesawat N 250  yang memasang sistem  fly-by-wire.  
n 250 iptn
Pesawat N 250, asli buatan Indonesia.
Indonesia bisa membuat pesawat terbang? Itu, benar. Pesawat itu diberi nama N 250. N adalah singkatan dari Nusantara, 2 singkatan dari dua mesin, 50 singkatan dari 50 penumpang.
Pesawat N 250 menggunakan 2 mesin baling-baling atau turbo propeller . Kenapa yang yang dibuat pesawat kecil dan menggunakan baling-baling?
Itu karena Indonesia membutuhkan pesawat kecil antar pulau atau antar kota. Pesawat N 250 ini ditujukan untuk transportasi antar pulau atau antar kota.
Supaya pulau-pulau kecil dan kota-kota kecil bisa dilayani pesawat, maka yang dibutuhkan adalah pesawat kecil bermesin baling-baling.
Kenapa? Karena pesawat kecil bermesin baling-baling ini hanya memerlukan landasan pendek, tidak seperti yang dibutuhkan pesawat jenis jet yang membutuhkan landasan yang panjang.
Pesawat N 250 terbang perdana tanggal 10 November 1995. Ya, waktu itu, kita belum lahir. Cerita ayah-ibu, semua bangga karena bangsa Indonesia mampu bikin pesawat terbang.
Meskipun pesawat N 250 menggunakan baling-baling, pesawat ini konon cukup canggih karena sudah dikendalikan dengan sistem  fly-by-wire.  Sistem ini merupakan teknologi penerbangan yang menggunakan komputer.
n 2130 iptn
Pesawat N 2130 asli hasil rancangan Indonesia.
Dalam pidato menyambut N 250, Presiden Soeharto(waktu itu) mengumumkan, ke depan, Indonesia juga akan membuat pesawat super jet N 2130  yang akan menerapkan teknologi yang lebih canggih lagi, yaitu sistem navigasi advanced fly-by -wire.
Pastinya, teknologi pesawat  Sukhoi Super Jet 100 yang tergolong canggih akan kalah dengan teknologi yang digunakan pesawat Super Jet N 2130 buatan Indonesia ini.
Sayangnya, akibat krisis keuangan negara tahun 1997, Industri Pesawat Terbang Nusantara yang didirikan oleh ahli pesawat Pak BJ Habibie, terpaksa ditutup. Proyek-royek pembuatan pesawat pun terpaksa dihentikan karena pemerintah tidak punya biaya lagi.
Sungguh menyedihkan nasib N 250 dan N 2130 ini. Ya, andai saja tidak terjadi krisis keuangan negara, tentu kita sudah bisa menikmati pesawat-pesawat terbang buatan Indonesia ini sekarang.
Namun, meskipun industri pesawat terbang di Indonesia sekarang ini sedang mati suri,  suatu saat bangsa kita pasti mampu bangkit kembali.
Ini semua akan menjadi tanggungjawab kita, nanti.

REKOR LION AIR


Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana (kiri) dan CEO Airbus, Fabrice Bregier (kanan) sebelum menandatangani kontrak pembelian 234 unit Airbus yang juga disaksikan Presiden Prancis, Gerard Hollande di Istana Kepresidenan Prancis di Paris, Senin (18/3).

Foto; REUTERS
Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana (kiri) dan CEO Airbus, Fabrice Bregier (kanan) sebelum menandatangani kontrak pembelian 234 unit Airbus yang juga disaksikan Presiden Prancis, Gerard Hollande di Istana Kepresidenan Prancis di Paris, Senin (18/3). Foto; REUTERS

PARIS - Maskapai swasta terbesar di Indonesia, Lion Air, kembali memecahkan rekor dunia dalam kontrak pembelian pesawat. Kali ini, Lion meneken kontrak pembelian 234 unit Airbus yang terdiri dari 109 jenis A320neo, 65 unit A321neo dan 60 unit S320ceo senilai USD 24 miliar.

Kontrak pembelian Airbus diteken Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana dan CEO Airbus, Fabrice Bregier di Palais de l'Elysee, Istana Presiden Perancis di Paris, Senin (18/3) siang waktu setempat. Penandatanganan kontrak pembelian Airbus itu juga disaksikan Presiden Prancis Francois Gerard Georges Nicolas Hollande dan Dubes Indonesia untuk Perancis, Monaco dan Andorra, Rezlan Ishar Jenie. Hadir pula dalam kesempatan itu para menteri dan pejabat tinggi Perancis, para eksekutif Airbus, serta sekitar 1.500 undangan.

Seperti dilaporkan wartawan JPNN, Suhendro Boroma dari Paris, ini adalah kali pertama penandatangan pembelian pesawat oleh perusahaan swasta dilakukan di Istana Presiden Prancis. Sebelumnya, hanya penandatanganan pembelian pesawat (militer atau sipil) oleh pemerintah yang dilakukan di Istana Elysee.

Sebelum penandatanganan kontrak itu, Lion Air dan Airbus sudah melalui pembicaraan awal. Finalisasi kesepakatan pembelian dilakukan di Manado, Senin (11/3) pekan lalu, ketika Executive Vice President Airbus Asia, Jean Francois Laval dan Sales Contract Director Airbus Guillaume Mille, melakukan pertemuan khusus dengan Rusdi Kirana di Hotel Quality Manado.

Pertemuan antara Jean, Guillaume dan Rusdi yang awalnya dijadwalkan di Singapura, akhirnya mengalami perubahan. Sebelum direalisasikan di Manado, pertemuan untuk finalisasi kesepakatan jual-beli itu sempat diagendakan digelar di Jakarta. Namun, akhirnya Manado menjadi lokasi terakhir untuk pembicaraan kesepakatan akhir.

Rekor pembelian pesawat bukan kali pertama disandang Lion. Sebelumnya pada 18 November 2011 lalu, Lion Air juga menandatangani pembelian 230 pesawat Boeing 737 900ER senilai USD 21,3 miliar di Bali. Presiden Barack Obama yang kala itu sedang menghadiri KTT ASEAN-AS di Nusa Dua, Bali, ikut menyaksikan langsung penandatanganan pembelian pesawat yang jumlah dan nilainya memecahkan rekor pembelian di Boeing dan dunia itu. Lion adalah pengguna pertama Boeing 900ER.

Tapi kini Lion justru memecahkan rekornya sendiri dengan menandatangani kontrak pembelian 234 unit Airbus.  "Syukur tak terhingga, saya berdiri di sini, di hadapan Yang Mulia Presiden Perancis, Dubes Indonesia untuk Prancis, para eksekutif Airbus dan undangan yang terhormat, hari ini Lion Air menulis tinta emas dalam sejarah penerbangan Indonesia, bahkan dunia," kata Rusdi Kirana saat berpidato pada acara penandatangan kontrak pembelian Airbus.

Ayah tiga anak itu juga membeberkan perkembangan ekonomi Indonesia, serta tren pertumbuhan penumpang pesawat di kawasan Asia-Pasifik.  "Pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia rata-rata di atas 15 persen per tahun, tertinggi di dunia," katanya.

Tampil mengenakan jas hitam berdasi merah, Rusdi menyebut sejumlah indikator keberhasilan Indonesia sehingga menjadi kekuatan baru ekonomi dunia. "Terima kasih kepada Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan jajaran pemerintah dari pusat hingga daerah-daerah yang telah membawa kemajuan ekonomi," tuturnya. "Kami bangga sebagai maskapai penerbangan swasta turut berkontribusi membawa kemajuan bangsa dan ikut mengharumkan nama Indonesia di mata dunia," katanya.

Pihak Prancis pun mengapresiasi kesepakatan itu. "Ini adalah kontrak yang luar biasa," kata Presiden Francois Hallande. "Kontrak ini sangat berarti bagi Airbus, Perancis, Lion Air, Indonesia dan industri penerbangan dunia," katanya.

Tampil dengan kemeja putih celana hitam dibalut jas hitam dan dasi hitam, Hollande memuji perkembangan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan Lion Air. "Indonesia negara penting di G20, dan tumbuh pesat perekonomiannya," katanya.

Sedangkan CEO Airbus, Fabrice Bregier menyambut gembira kontrak pembelian dengan Lion Air itu. "Kerjasama yang menguntungkan untuk kedua pihak untuk jangka panjang," katanya.

Airbus merupakan perusahaan bersama milik Jerman, Perancis, Inggris dan Spanyol. Tahun lalu, AirAsia membeli 100 unit A320 senilai USD 9,4 miliar. Kemudian Turkish Airlines juga mengikat kontrak pembelian  117 unit A320 dan A320neo senilai USD 9,3 miliar untuk pengiriman 2015-2020.

Namun catatan transaksi di Airbus itu tumbang oleh Lion Air yang membeli 234 unit pesawat senilai USD 24 miliar. Rekor ini lebih tinggi dari pembelian 50 unit Boeing 777-300LR oleh Emirates senilai USD 18 miliar, maupun pembelian 230 unit B737 900ER senilai USD 21,7 miliar oleh Lion Air sendiri. Rencananya, Lion Air akan menerima pesawat A320neo dan A321neo mulai Juli 2013.

Sama halnya saat membeli pesawat di Boeing, pembiayaan pembelian pesawat di Airbus ini semuanya berasal dari  perbankan dan lembaga keuangan internasional. Pada saat kontrak dengan Boeing, Lion Air mengganding US Exim Bank yang menjadi pemimpin konsorsium pembiayaan.

Sedangkan kali ini, Lion Air mendapat sokongan konsorsium pembiayaan yang dipimpin BNP Paribas, Perancis. "Sumber pembiayaan kami semua dari luar negeri. Sama sekali tidak menggunakan dana dan pembiayaan dari dalam negeri," kata Rusdi.

Awal bulan ini, US Exim juga memberi pinjaman USD 1,1 miliar dolar Amerika kepada Lion Air untuk pembiayaan pembelian pesawat dari Boeing. Dana itu merupakan foreign direct invesment (FDI) ke Indonesia. Operasional atas pembelian pesawat dengan dana luar negeri itu membuka lapangan kerja dan dan nilai tambah lainnya bagi Indonesia.

Akhir bulan ini, Lion Air juga akan mengoperasikan Malindo Air yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, Lion juga sedang menjajaki pembukaan maskapai penerbangan ke Thailand dan Australia. "Ke mana pun kami pergi, selalu membawa bendera Merah Putih," kata Rusdi.

Fungsi Winglets/lekukan pada sayap pesawat.,

Winglets Lekukan Ujung Sayap Pesawat


ANDA mungkin pernah melihat sayap pesawat terbang yang ujungnya ditekuk atau bengkok mengarah ke atas. Melihat itu, Anda tentu bertanya-tanya mengapa ya kok ditekuk seperti itu? Apakah ada gunanya?Pertanyaan lain apakah sekadar aksesoris dan ‘gaya-gayaan’ saja agar terlihat bagus atau supaya terlihat seperti postur Gatotkaca yang tangannya gemulai melakukan gerakan menari bersiap menjelang terbang? Ataukah memang terdapat tujuan teknis yang terkait dengan keuntungan yang didapat (advantages) dari bentuk sayap seperti itu?Bentuk ujung sayap (wing tips) yang seolah bengkok itu mempunyai maksud untuk mengurangi pergolakan udara disekitar ujung sayap (wing tips vortex). Pergolakan udara itulah yang nantinya berfungsi menjadi gaya hambatan alamiah dari bentuk sayap itu. Gaya hambatan ini sangat merugikan dan bahkan dalam kategori tertentu terkadang membahayakan. Gaya hambatan ini di­sebut induced drag.

Empat Gaya
Sebelum berbicara lebih jauh tentang Winglet, mari kita mengingat kembali tentang empat gaya yang bekerja pada pesawat terbang yang dikenal dengan gaya Aerodinamis. Keempat gaya itu adalah gaya angkat (Lift ), gaya berat (Weight), daya dorong (Thrust), serta gaya hambatan (Drag). Keempat gaya itu muncul se­rentak bersama-sama pada saat pesawat terbang mulai meng­udara. Drag muncul karena ada Lift. Artinya, selama benda terbang itu memproduksi Lift, maka sepanjang itu pula Drag hadir. Drag sendiri terbagi menjadi dua macam, yakni Induced Drag dan Parasite Drag.

Induced Drag adalah gaya hambatan yang timbul secara alami yang disebabkan oleh bentuk sayap. Bentuk sayap yang spesifik memang sengaja didesain sedemikian rupa agar mendapatkan Lift. Ironisnya, bentuk profil sayap itu ternyata sekaligus ‘melahirkan’ suatu gaya yang ‘tidak diinginkan’ yaitu Drag. Sehingga memang betul jika Drag timbul saat Lift hadir.Parasite Drag adalah hambatan yang timbul tetapi justru tidak terkait langsung dengan keberadaan Lift. Parasite Drag terbagi menjadi dua macam, yaitu Skin Friction Drag dan Form Drag. Skin Friction Drag yaitu suatu gaya hambatan yang muncul karena gesekan suatu objek yang melewati udara pada saat objek itu ber­gerak. Misalnya:
Sayap pesawat yang diselimuti lapisan es. Ini akan menjadikan permukaan sayap berubah menjadi kasar. Akibatnya muncul turbulensi-turbulensi kecil di atas permukaan sayap.
Sudut serang pesawat (Angle of Attack ) yang terlampau besar juga akan berakibat munculnya turbulensi di sayap tepi belakang (trailing edge).
Form Drag adalah Drag yang terjadi karena bentuk benda itu sendiri yang langsung berhadapan dengan arus udara yang akhir­nya menimbulkan turbulensi yang luar biasa besar. Bentuk benda yang dimaksud di si sini adalah material yang sama sekali tidak menggunakan prinsip-prinsip streamline.
Contoh yang mudah dilihat adalah seorang atlet bersepeda, yang kalau kita perhatikan ternyata memakai helm yang khusus dirancang saat melaju di atas sepeda­nya dengan kecepatan tinggi.
Helm itu berbentuk unik, yaitu streamline shaped, di bagian ujung belakangnya semakin meruncing dan pipih.Tujuannya agar tidak ada pergolakan udara di belakang kepala si atlet yang berbentuk seperti turbulensi yang pada akhirnya akan mengurangi kecepatannya saat melaju. Drag yang timbul di sekitar belakang kepala si atlet itulah yang disebut Form Drag.
Gaya Angkat Positif
Mari kita bercerita lebih jauh tentang Induced Drag. Pertama-tama, kita harus memahami tentang profil sayap yang didesain sedemikian rupa, agar mampu menghasilkan gaya angkat positif ke atas yang disebut Lift.
Untuk menghasilkan gaya itu, tekanan statis dari bawah permukaan sayap harus lebih besar dari tekanan statis yang timbul dari atas sayap. Aliran udara dari depan menuju belakang sebagian melewati ujung sayap dari tekanan statis tinggi di bawah permukaan sayap ke tekanan statis rendah,yang berada di atas permukaan sayap.
Kedua tekanan yang bertemu ini menjadi suatu gerakan pergolakan udara yang bermasalah yang ‘tidak dikehendaki’. Pergolakan ini adalah turbulensi yang arahnya berputar dan terpuntir di seputar ujung sayap. Semakin besar luas sayap, maka semakin besar pula turbulensi yang tercipta.
Sekadar contoh, turbulensi ujung sayap pesawat terbang Hercules C-130 mampu ‘membanting’ pesawat kecil sekelas Cessna 152 yang berada di belakangnya saat hendak melakukan taking off. Hal tersebut dikarenakan turbulensi ini semakin mengarah ke belakang semakin membesar dan menguat. Di dunia penerbangan turbulensi ini dikenal dengan nama Wake Turbulence. Sangat membahayakan bukan?
Untuk mengatasi pergolakan udara yang bermasalah dan ‘tidak dikehendaki’ tersebut di atas para insinyur aerodinamika menciptakan suatu bentuk-bentuk tambahan ujung sayap, untuk ‘memecah’ turbulensi tadi agar setidaknya dapat mengurangi skala turbulensi yang besar menjadi skala yang kecil-kecil dan terpecah pecah.
Adalah suatu kemustahilan untuk meng­eliminasikan turbulensi ujung sayap tadi. Bentuk modifikasi ujung sayap tersebut ada­lah Wing Fence, Modified Wing, Wing Tip Tank, dan yang paling populer Winglet.
Di antara betuk-bentuk modifikasi ujung sayap di atas, yang pa­ling banyak dipakai adalah Winglet.
Berdasarkan data teknis dari manufaktur pesawat terbang, Wing­let ini juga memberikan keuntungan secara ekonomis bagi pesawat terbang yang menggunakan bentuk ini, yakni mengurangi konsumsi bahan bakar (lebih irit) hingga mencapai 7%.
Bagi perusahaan penerbangan komersial, angka 7% tentu sangatlah berarti dan besar. Apalagi bila pesawat itu terbang dalam jarak yang terhitung jauh, maka semakin besar pula efisiensi bahan bakar yang dilakukan. Untuk itu sangat wajar jika banyak pesawat terbang komersial yang memasang Winglet pada ujung sayapnya. Pesawat terbang modern dapat dipastikan hampir semua memasang winglet ini.
Fungsi Winglets
Winglet berfungsi untuk meredam putaran udara (vortex) pada bagian ujung sayap yang disebabkan pertemuan udara bagian bawah sayap yang bertekanan tinggi dengan udara bagian atas sayap yang bertekanan rendah yang menyebabkan terjadinya turbulensi. Putaran udara ini juga menyebabkan pesawat membutuhkan energi yang lebih besar agar dapat stabil di udara, sehingga akan boros bahan bakar. Dengan adanya winglet, bahan bakar pesawat bisa diirit hingga 7%, jumlah yang cukup besar untuk pesawat yang melakukan perjalanan long distance.

blanded winglets, http://www.b737.org.uk

blanded winglets technology, http://www.aviationpartners.com
Macam-macam Winglets
Wingtip Fence, yaitu winglet yang berupa sebuah sirip tambahan pada bagian atas dan bawah pada posisi tegak di ujung sayap. Contoh pesawat yang menggunakan winglet jenis ini adalah Airbus A320.

Airbus A320 Wingtip Fence, http://www.flickr.com

Airbus A320 Family, www.airbus.com
Blended Winglets, yaitu winglet yang berupa perpanjangan dari sayap dan ditekuk ke arah atas sayap. Contoh pesawat yang menggunakan winglet jenis ini adalah keluarga Boeing 737 NG.

Blanded winglest, boeing.com
B737NG, boeing.com
Raked Wingtip, yaitu winglet yang berupa perpanjangan sayap yang memiliki sudut agak lebih tinggi di bagian ujung sayap. Winglet jenis ini adalah salah satu dari teknologi Boeing yang digunakan pada pesawat terbarunya yaitu 787 dan 747-8.


Raked Wingtip, http://airlineworld.wordpress.com

Boeing 787 Dreamliner, boeing.com
Flag Counter

MENGAPA LAMPU KABIN DIMATIKAN/DIREDUPKAN SAAT TINGGAL LANDAS ATAU MENDARAT ?


Suatu kali mungkin anda bertanya mengapa lampu kabin dimatikan atau diredupkan saat hendak lepas landas dan mendarat ketika petang dan malam hari?  Apapun perkiraan anda, ini tidak ada hubungannya dengan penghematan sumber tenaga meskipun sejatinya ini adalah ide yang sangat baik untuk mendukung kampanye “green environment”. Biasanya awak kabin memberitahu para penumpang melalui PA (public announcement) bahwa lampu kabin akan dimatikan dan diredupkan, namun sebagian dari anda masih bertanya-tanya alasan di balik prosedur baku tersebut.

Prosedur ini berhubungan erat dengan karakter penglihatan manusia terkait  adaptasi mata disaat gelap.Termasuk ke dalam fase kritis dalam sebuah penerbangan adalah saat lepas landas dan pendaratan. Jika sesuatu yang sangat genting terjadi ketika dalam fase tersebut dan seluruh penumpang harus segera dievakuasi keluar dari pesawat terbang, keadaan di luar pesawat yang gelap dan keadaan di dalam kabin yang terang benderang akan menimbulkan efek “kebutaan sesaat” yang menyulitkan proses evakuasi yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan seluruh penumpang dan awak kabin,

Sama halnya ketika listrik di lingkungan sekitar anda padam di malam hari. Selain kesal, anda nyaris tidak dapat meilhat apa-apa. Namun dengan perlahan anda mulai dapat mengidentifikasi sesuatu di sekitar anda hingga anda dapat mengambil lilin di sebuah lemari di dapur anda tanpa harus membentur lemari pendingin, kursi atau tersandung sebuah rak sepatu misalnya.
Begitu juga di pesawat. Ketika mata anda sudah beradaptasi dengan keadaan gelap atau minimnya pencahayaan, maka anda dapat mengidentifikasi sesuatu termasuk asap dan api yang mungkin muncul di dalam pesawat dalam keadaan yang sangat genting. Dengan begitu, anda dapat memutuskan untuk keluar dari pintu darurat yang terhalang atau diselimuti asap dan api. Hal ini dikarenakan mata manusia  membutuhkan rata-rata 20 menit untuk beradaptasi dari keadaan terang ke keadaan gelap. Biasanya prosedur ini juga diikuti oleh dibukanya jendela kabin penumpang untuk alasan yang senada seperti di atas.
Salah satu tugas awak kabin adalah membuat mereka yang gelisah dan cemas akan terbang untuk merasa nyaman dan aman. Maka mereka cenderung untuk tidak berpanjang lebar menjelaskan alasan di balik prosedur ini. Bahkan seorang pilot mungkin saja mengatakan kepada para penumpang bahwa lampu kabin dimatikan karena pesawat membutuhkan tenaga ekstra untuk lepas landas atau hal senada yang terdengar normal dan rutin. Apakah awak kabin akan mematikan total atau hanya meredupkan lampu kabin tergantung dari SOP sebuah maskapai itu sendiri.